Dia berdiri sendiri di halaman luar kantor
Pas aku di depan kantornya, mampir di toko makanan arab
titipan beli kurma kiloan mamah
bahkan security kantor-nya tidak peduli keberadaanya
khawatirnya aku ingin menghampiri dia
dia mungkin tidak kenal
karena kebetulan dia tetangga baru ku
yang tinggal di kos kawasan kami
Aku nyebrang ke jalan, masuk ke gerbang kantornya
menyapa security-nya sambil nonton video dengan
background musik musik TikTok
mendekati-nya, tangan kirinya sambil memegang tote bag
"Permisi mba, mohon maaf ni, kayaknya saya kenal mba, yang tinggal di kos situ"
Kaget dan bingung, wajar juga
"Oh iya, abang yang ketua KPPS itu" Dia terbuka aja
dia pindahan pemilih yang terdaftar di TPS ku
"Saya kebetulan mau pulang ke arah situ, mau ikut ga mba"
"Ini mau hujan gerimis lho"
Dia akhirnya menerima tawaran ku "Pas saya tadi mau pesan Grab"
"Emang abang koq ada di sini?"
"Saya pas kebetulan dari toko depan, pas lihat mba, kayaknya kenal"
Dia ikut aku berjalan ke depan pagar kontor
berlari lari kecil masuk ke mobil
Numpang mutar mobil di halaman kantor
dibantu security yang meninggalkan hapenya
membantu kami belok ke jalan kecil
"Kita pulang lewat belakang ya"
"Gak terlalu macet kalau sore"
Walaupun nyatanya macet
Mendengar cerita selama perjalanan
dia jauh datang dari Papua
untuk melaksanakan dinasnya di Kalimantan
Walaupun pertama kali di Pontianak
Dia sudah terlanjur nyaman di sini
Dari orang orang ramahnya, hingga biaya makanan yang terjangkau
Dia pengen mengajak orang tua-nya ke sini
Mungkin dunia dan waktu suatu bisa mempertemukannya orang tua
di sini
Ketika aku melihat dia berdoa di teras belakang kosnya
sambil mengerat kedua tangan nya melihat ke atas
Saat itu aku berjalan pulang dari sholat Isya gak sengaja melihat keberadaan nya
Itu hanya sekian hari-nya
ketika aku mendengarnya kedengaran dia menelfon semangatnya
dengan bahasa orang sana
bisa jadi dia lagi menelfon orang tuanya
Dia mengingat masa-nya kerja di jakarta
Hujan masih berderas
menunggu mengantri macet belokan jalan belakang
"Dari masa kerja di jakarta"
"Masih enak sini, saya bandingkan di Jakarta"
"Lagian saya gak suka kemana mana juga"
"Tapi transportasi memang yang jadi kekhawatiran saya"
"Waktu itu tempat dinas ku dulu agak jauh"
"Dari kos ku perlu berapa kali naik transport ya"
Suara lantangnya keluar ketika dia ingin curhat
"Gak lama setelah 6 bulan, saya dipindahkan ke Kalimantan"
"Karena mungkin atasan dari pusat ingin saya pengalaman di pulau lain"
"Setelah tiga bulan di sini, ternyata lebih tenang"
Jadi saya kerja juga agak menyantai, sambil ketawa sendiri
Hidup ini tambah pahit
tergantung cermin masing masing
siapa yang lebih memilih khawatir
atau bodoh amat aja jalanin
masing masing orang ingin happy ending
masing masing ada yang memilih pesimis.
Jeritan keringat kita setiap hari pasti
punya tujuan sekecil apapun itu
Kadang kita mengejar yang tidak seharusnya
Kadang kita mengejar yang tidak sepatutnya
Akhirnya masuk kawasan tempat tinggal kita
Hujan masih berderas
Aku berhenti di depan kos-nya
"Terima kasih abang" malu malu senyum
Sambil membawa tote bag kelihatan berat
Tidak akan setiap hari seperti biasa-nya
ada seseorang yang bisa menawarkannya
mengantar nya pulang
di satu tujuan
Tapi dunia masih bisa memperlihatkan
masih ada keajaiban
untuk setiap seseorang
Mungkin belian kurma selanjutnya
Tidak melihat dia lagi di halaman lobi kantor
tersebut
Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman penulis
Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh