Angsa Berponi di Shaf Terdepan

Seorang anak sendirian
duduk manis di shaf pertama
di tengah tengah dekat mimbar
tas-nya sudah di posisi depan
sejak malam pertama Tarawih
Jamaah lain berpencar menunggu di shaf belakang
Sepuluh menit dia sudah datang sebelum Azan Isya
Sedangkan aku selalu datang pas Azan

Nama-nya Aldibaran,
memanggilnya Baran

Bercelana sarung dan kaus polos coklat
Dia sedang duduk di kelas tiga SD
berkacamata seperti anak rangking-an
rambutnya berponi yang bikin jadi perhatian
dengan tas sekolah
warna putih, motif angsa warna warni

Dia selalu di sampingku setiap malam Tarawih
Berbicara dengan-nya
diri-nya yang lucu
Anak yang pendiam dan tenang
Bapak bapak kadang suka mengelus punggung-nya
ketika bersama-nya

Setiap momen-nya pengurus masjid mengumumkan siapa nama ustadz-nya hari ini
Baran selalu mengeluarkan buku panduan Ramadhan dari tas-nya
menulis nama ustad hari ini di kolumn, "Pengisi Kultum"
Sambil menekan nekan pulpen-nya di atas buku
Menunggu nama Ustadz-nya
Begitu disebut, Baran mencoba menulis-nya
menutup buku-nya kembali dan memassukkan-nya ke tas

Sholat Isya berjamaah selesai
Baran kembali mengeluarkan buku-nya
Menekan nekan pulpen-nya
Ketika Ustadz-nya bersalam memulai kultum
Baran sudah fokus memperhatikan
Ustadz-nya memulai dengan sambutan doa
Baran sudah siap menulis pembahasan kultum
Baran butuh dua tiga kata cukup untuk mengisi kolumn kesimpulan
Hanya butuh kunci pembahasan-nya saja

Duduk bersila mengibas kaki-nya
Ketika Pak Ustadz-nya menyampaikan awal pembahasan
"Di bulan Ramadhan ini kita jadikan bulan pendidikan"
"Mungkin suatu saat nanti kita mati dalam keadaan..."
"Husnul Khotimah"

Baran langsung menulis "Bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan"
"Demi mencapai Husnul Khotimah"
"Abang, benarkan Husnul Khotimah" Dia menanyakan ku penulisan-ya
"Hmm... Iya benar" sambil melihat tulisan-nya

Mengecek ulangnya kembali
Menutup buku-nya
Memasukkan nya lagi ke dalam tas
kembali mendengarkan kultum

Di penghujung Tarawih dan ditutup dengan Witir
Sama sama membaca niat berpuasa
Jamaah sudah membubarkan diri dan saling salam
Baran mengeluarkan buku dan pulpen-nya
meminta paraf ustadz-nya
Sambil bersemangat
memperhatikan ustadz-nya ber-paraf
seolah olah kewajiban nya udah selesai

Kembali ke ibu-nya
Dan kami berpisah tak saling sapa

Yang aku sedikit malu memberi-nya salam
Seakan malam esok-nya masih bisa ketemu lagi
Selama Ramadhan

Di selang malam malam kami tarawih

"Teman teman Baran di mana?"
"Koq Baran sendirian terus?" Aku sempat bertanya
"Teman teman pada keliling masjid masjid"
"Baran sama Ibu di sini aja"
"Rumah Baran dekat dari sini"

Gak lama
Baran bercerita
"Tahun ini Baran yang ke-9"
"Oh iya bulan kapan itu?"
"Bulan April"
"Bulan depan dong" Aku ikut senang dengarnya
"Iyaaaa" tersenyum dia

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh