Hidupku Bukan Untuk Mengejar Kereta

Di sebuah kota Paris
kota penuh narasi, seni dan literasi
di negara Francis

Seorang Wanita bernama Ciel
Saat itu sedang dating bersama pacarnya
Pacarnya adalah seorang penulis sekaligus dosen
Mereka berdua sedang di stasiun kereta

Namun Ciel harus terpaksa berjalan cepat
bahkan berlari
meninggalkan pacarnya
Pacarnya begitu santai berjalan mengikutinya dari belakang
sedangkan Ciel harus bergegas
karena jika tidak
dia bisa kehilangan karirnya

Gak lama di penghujung menuju gerbang tiket
Kereta itu berangkat
Ciel marah bersama pacarnya "Sayang kenapa sih gak bantu Ciel tu kejar kereta"
"Ciel, aku tidak mengejar kereta dalam seumur hidupku"
Ciel ngambek "Tapi ini kan hanya kesempatan ku"
Ciel menangis di pelukan pacar-nya

"Sudah abaikan saja, ini"
"Ciel kebiasaan kamu suka telat"
"Kamu terbiasa suka berlari demi tepat waktu"
"Orang yang tepat waktu tidak akan berlari mengejarnya"
"Tapi kamu gak pernah belajar untuk tidak berlari demi tepat waktu"
Pacarnya berusaha mengingatkannya

Ciel bingung "maksudnya?"
Tangisan air mata nya masih ada

"Ini kedengarannya meremehkan"
"Tapi Ciel harus ketahui ini"

"Ini ya aku mau menyinggung kamu"
"Gak ada aesthetic-nya mengejar jadwal kereta berangkat"
"Kamu belum bisa mengendalikan waktu kamu, jadwal bahkan kehidupan kamu"

"Ketinggalan kereta hanya menyakitkan kamu jika mengejarnya"
Ciel semakin menangis mendengarnya
"Gara gara kamu, aku kehilangan potensi bisnis ku" Ciel pesimis

"Aku melihat kamu, berlari dengan penumpang lain, seperti tikus tikus berbalap"
"Ya mau gimana lagi" Ciel ngambek
"Koq aku dibandingkan dengan tikus sih sayang" Ciel menangis lagi di-pangkuan pacarnya

Pacarnya sambil menenangkan Ciel di cafe klasik gak jauh dari stasiun
kedua cangkir hangat sambil melihat keramaian stasiun
"Itu pilihan kamu memilih berlari"
"Berarti kamu hidup dalam pilihan"
"Berarti Ciel gak punya pengendalian"

Ciel berargumen
"Terserah dong aku punya pilihan, daripada gak punya pilihan"
"Kamu gak punya pilihan, kamu diberi pilihan" Pacarnya coba meluruskan argumen-nya
"Terus kenapa aku diberi pilihan"
"Karena bukan kamu yang membuat pilihan" Pacarnya bangkit
langsung membayari kopi-nya

"Sayang, jangan tinggalin aku" Ciel tergesa gesa mengejarnya
"Lihat situasi nya sekarang" Pacarnya berbalik berhenti mengejutkannya
"Kenapa lagi?" Ciel bingung kembali sambil jengkel
"Satu satunya pilihan kamu, hanya mengikuti ku" Pacarnya berbalik tersenyum melihatnya

Ciel tersenyum mendengarnya
Salah tingkah sambil memukul mukul lembut
ke pacarnya

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh