Sisi gelap mereka berdua
Maskulin ketika ingin menuju kebebasan-nya
Dia selalu coba menerobos batas lampau-nya
menghadapi diambang ketakutan dan keraguan
bahkan "kematian" bisa didepan mata-nya
Meluapkan energi-nya.
Memenangkan sebuah pertandingan
Menghadapi musuh dalam perang
Melewatin tim lawan yang menghadangnya
Mensukseskan bisnisnya
Sukses finansial
Demi tujuan kebebasan-nya
Ini adalah ekstasi Maskulin, selalu mencari tantangan dan petualangan
demi melepaskan ketegangan nya untuk kebebasan
Apapun itu yang dihadapi-nya, ujian kehidupan yang sudah jadi makanan sehari hari-nya
dalam kompetisi, dalam perang, dalam spiritual.
Ini adalah sebuah orgasme
Orgasme dalam arti ini, adalah ketika pria bisa melewati batasan kemampuan sebelumnya, mensukseskan, mengalahkan-nya, berhasil mencapainya, dalam tantangan yang dihadapi, yang puncaknya menuju kebebasan
Namun kebanyakan pria lebih memilih kebebasan yang ingin dirasakan pada saat-saat tertentu, mereka lebih memilih ekstasi maskulin kapasitas rendah. Yang membatasi dirinya dalam zona nyaman, seperti jaminan kehidupan, pria maskulin seperti ini memisahkan jati diri sebenarnya. Pria seperti ini tidak bisa membebaskan dirinya secara spiritual, pria maskulin dengan tingkatan tertinggi, ketika memanfaatkan sentuhan spiritualnya saat berhadapan dengan "kematian". Maskulin harus bisa menghadapi ketakutan dan merelakan apapun yang membatasi cinta-nya. Di situlah pria mendapati kebebasan tertingginya.
Pria akan selalu menikmati apapun bentuk yang berhubungan "resiko" "kematian" di depan mata-nya, entah dalam bentuk pertarungan boxing, aksi bela diri, filsafat.
Pria harus punya keutamaan hasratnya untuk menjadi bebas. Di situlah, pria menikmati ekstasi maskulin-nya dalam tingkatan rendah, tapi pria harus upayakan dedikasi dirinya ke tingkat yang lebih tinggi: Ketika ujung kematian sudah ada di depan mata, hadapi dengan stress yang terkendali, jalani dengan santai, demi kebebasan absolut yang kamu selalu niatkan dalam jati diri--nya, walau dilalui dengan cara cara sementara.
Feminim sering tidak mengerti cara maskulin dan yang mereka butuhkan.
Feminim, di sisi lain
tidak mencari kebebasan, tapi sebuah cinta.
Feminim hasratnya bukan untuk melepaskan,
tapi menyerahkan diri
Feminim berharap cinta dari maskulin secara penuh,
karena feminim menyerahkan dirinya demi
cinta dari maskulin
Itulah kenapa wanita sering kecewa ketika pria-nya tidak mampu memberikan perhatian dan pengertian,
karena wanita belum dapat kepuasan cinta-nya,
apalagi pria yang sudah mencapai puncak orgasme,
pria tersebut sudah melepas ketegangan-nya demi kebebasan yang membahagiakan-nya
tapi tidak bisa memberikan kasih sayang penuh
terhadap wanita-nya
Karena ketegangan yang ada pada pria
bisa dijadikan energi kasih sayang dan emosi terdalam
sebagai cinta yang dibutuhkan oleh feminim
dan feminim akan tenang di samping maskulin.
Jika tidak kesampaian,
Feminim terus ingin memenuhi keinginannya dan tidak suka melihat kekosongan di depan-nya.
Feminim akan terus mengisi raknya yang kosong
dengan barang pernak pernik, barang barang menarik, koleksi
dari tempat langka.
Itulah kenapa wanita jika dia tidak puas mendapat cinta-nya, yang mereka cari makanan manis, percakapan, es krim, coklat. Sisi gelap feminim menikmati agresi emosi seperti di Drakor atau kata kata romansa.
Berbeda dengan pria yang seringnya melepaskan ketegangan stress-nya dengan tontonan TV atau "ejakulasi".
Feminim rindu untuk mengisi kekosongan spiritualnya dengan menyerahkan hatinya dan dipenuhi dengan cinta.
Dari Maskulin.
Pada akhirnya, feminim mencari sebuah cinta dan maskulin meraih kebebasannya di destinasi yang sama: di atas daratan tak terhingga batasan-nya untuk menjadi diri masing masing, yang sama sama mutlak cinta dan kebebasan. Tapi kamu Maskulin akhirnya relaks di tempat biasanya, dan wanita kamu akan terus menyerahkan diri-nya, kepada kamu, coklat dan berbelanja, yang diisi dengan cinta, dan kamu terus melanjutkan merilis energimu - lewat televisi, orgasme dan sukses finansial - berharap stress yang dipegang tersebut menjadi kebebasan
Pembahasan Penelusuran ini bagian dari buku The Way of The Superior Man, ke depannya akan membahas lebih dalam tentang hubungan maskulin dan feminim
Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh