Senyum dibalas dengan Senyum

Ada empat anak hati dalam satu keluarga hati, dengan tugas masing masing, bertanggung jawab menjaga hati seorang pria

Anak hati yang pertama, dia yang memiliki kasih sayang, dia yang bertanggung jawab atas kasih sayang dan cinta.

Hati yang kedua, hati yang bertanggung jawab atas keegoisan-nya, hati yang untuk menerima keadaan atas menutup dengan memilih ego-nya.

Hati yang ketiga, dia yang bertugas menunjukkan ekspresi seseorang, senang, sedih, bersikap tenang, hati ini juga yang harus cepat bereaksi apa yang dihadapi.

Hati yang keempat, hati yang bertanggung jawab atas emosi, hati ini termasuk kepala keluarga, hati yang menerima rasa sakit bersama lainnya, hati yang menanggung terluka, tersakiti, tersinggung, yang menanggung beban ketika tidak sesuai dengan hati nurani sekeluarga.

Keempat hati ini bersikap sesuai dengan kejernihan hati yang masuk pada diri pria tersebut

Ketika itu mereka menghadapi yang belum pernah dihadapi-nya, gelombang emosi yang baru menurut mereka, menghadapi pasangan yang tidak mau terus terang dan menyerahkan cinta-nya sepenuhnya, karena takut menghadapi realitas-nya.

Para keempat hati ini harus memberi sikap atas lawan pasangan-nya

Keempat anak hati ini berunding apakah mereka tetap melalui-nya yang dihadapi atau lebih baik tidak melakukan apa apa

"Kita terlalu sabar menghadapinya, dia menyembunyikan sesuatu dari kita, kenapa kita berabad abad menghadapinya tanpa ada jawaban"

"Kita terlalu banyak menggunakan energi, memikirkannya, sangat berat melaluinya." Tapi dia tidak memberikan atau menjawab pertanyaan, itu sama saja dia menganggap remeh."

Hati Sabar berkata "Teman teman, tenang, pasti suatu saat nanti dia akan memberitahukannya"

Hati yang bertanggung jawab atas cinta "Hanya satu masalah ini yang memberatkan kita, padahal salahnya apa kita berkomunikasi dulu"

"Bercanda dibawa dengan canda, lemah lembut dibalas dengan senyum, tapi ni orang dibawa serius, harus serius di pihak dia, tapi dia gak mau serius kita mengajaknya serius" Hati ber-ego bercerita

Hati berekspresi melanjutkan "Cara sikap seseorang adalah cerminan cara berpikirnya, cara dia bicara, cara dia menghadapi masalah, cara dia ber-sosial, itu semua ada tempatnya. kita gak bisa memaksa untuk mengubah dirinya, ini soal kita bisa menerima-nya"

Hati bersabar bercerita "Kadang hal terbaik tidak melakukan apa apa, kalau kita yakin, mungkin waktu akan mengayumi ujung baiknya. Atau kita mesti alihkan dengan lakukan sesuatu yang lain, kasian juga pada diri kita sendiri, sangat tidak efektif "

Hati yang menanggung luka bercerita "Betul kata Hati Sabar, kita lebih baik tidak melakukan apa apa, berdiam saja dan tenang, jika kita terlalu memaksakan diri, kita semakin bingung mau kemana, semakin tegang, dan tidak nyaman"

Hati Ekspresi ingin bercerita "Kita punya batasan di sini, satu kekurangan yang tidak bisa kita terima atau jadi penyakit dalam, berarti harus kita lepaskan. Terus kenapa kita masih bisa mempertahankannya"

"Mungkin kejernihan nurani kita, masih bisa menerima, tapi terlalu lama akan memendam hal tersebut, bisa menghilangkan fokus teman teman tetangga lain. Mereka tidak dapat jatah energi, karena kesakitan kita. Kita harus bersikap harmoni di sini" Kepala Keluarga Hati menegaskan

Hati ber-ego "Kayaknya kita harus lepaskan, masih banyak pilihan lain"

"Ya udah kita lebih baik menyendiri, pergi tanpa tujuan, mengalir saja, kita putuskan keluarga hati ini untuk meluangkan waktu lebih banyak di luar, prioritaskan yang bisa kita ambil hikmahnya dari tujuan" Kepala keluarga hati ingin memutuskan

"Hati Cinta, apakah kamu bisa merelakannya" Kepala keluarga hati sedikit khawatir dengan nya

"Aku sudah bisa mempasrahkan perasaan ini, aku ingin lebih cintai yang bisa menerima ku dari segala-nya, padahal aku berharap dia bisa lebih lagi membaca perasaan kita, tidak sekedar memberi kenyamanan-nya"

Akhirnya para anak hati bubar dari ruangan meeting-nya, mereka tidak mau mempersulit suasana lagi lama lama memaksakan kehendak masing masing, mereka melaksanakan tugasnya.

Hati cinta melakukan tugas pertama-nya, dia ingin membuat diri perasaan nya sendiri, dengan berdiam diri

Hati yang memegang ego memerintah kepada otak, untuk memilih tidak bereaksi, melepaskan berkorban sesuatu, agar pria ini bisa fokus terhadap lain

Hati yang memegang tanggung jawab ketika terluka, mencoba menyembuhkannya, seiring waktu, sudah mulai terbuka lagi.

Tinggal hati berekspresi tinggal menunjukkan senyum pria tersebut, sehingga dunia membalas dengan tersenyum.

Keempat hati hanya ingin tenang dalam sehari hari pria ini, karena setiap hari yang kita temuin adalah anugrah, ujian yang tidak disangka sangka adalah petualangan hati yang harus ditemui.

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh