Para Bidadari Dea Bakery

"Selamat datang di Dea Bakery. Selamat Berbelanja" lantang suara Joana sambil tersenyum,
Joana, Trista, Ririn dan Nurul sudah berdiri melihat tersenyum ketika ku datang, seperti susunan girlband
"Member loyalty kita" Trista berlanjut
Terdiam tersenyum hanya melihat sekeliling susunan roti
"Bang, abang harus coba coklat mente ini, enak bang"
Joana mendekat sambil mengarahku ke rak Cookies
"Apalagi kalau masukkan ke Kulkas, dingin dingin makan nya"
"Cocok banget buat abang untuk ngopi" Joana meyakinkan ku
"Ini apa? Koq meses doang" tanya ku sambil memegang toples
"Itu coklat nya agak banyak" kata Trista
"Kirain abang meses doang"
"Ya enggak lah bang, diabet dong" kata Joana
Sambil memperhatikan memilih antara Chocolate Cookies dan Coklat Mente
"Mente tu kacang" aku gak yakin kue yang berkacang
"Iya Ini kacang dilapisin dengan coklat, enak bang"
Aku mengambil satu toples Coklat Mente

Joana yang proaktif, mengambil inisiatif membuka perbincangan
Trista yang memiliki gaya elegan dan anggun
Ririn sedikit pendiam tapi sekali bicara jahil
Nurul yang selalu bersikap profesional karena dia baru

Ririn mendekat
"Abang mau habisin Pastel kah"
"Semua nya aja bang dihabisin" Trista senyum senyum
Melihat lemari kaca kue basah mereka
"Wow tumben banyak ni" masih penuh dengan kue kue basahnya yang masih hangat.
"Sengaja bikin banyak hari ini, soalnya tahu abang datang" Ririn berkata
"Abang minta lima pastel nya"
"Lima doang aja ni bang" Joana menyinggung
"Gak tambah bang sama Sus-nya" Trista menawarkan
"Manis bang, enak bang" kata Joana
"Kalau lebih manis dari Joana abang gak mau beli" menggurau kan
Nurul dan Ririn ketawa terbahak mendengarnya
Pikir pikir Kue Sus nya favorit mama
"Boleh, abang minta lima Sus nya"
Trista datang "Kenapa gak sekalian Risolnya juga bang"
"Ngapain banyak banyak abang beli" ku menyebut mereka
"Untuk orang rumah, adek abang, cewe abang, ibu abang" Trista coba meyakinkanku
Tersenyum terdiam hanya melihat Trista

Bapak bapak Ibu ibu pada bingung
Ini kenapa para mbak mbak Dea mengkelilingiku
pada kenal dengan aku
sambil memilih milih roti

Wajah wajah mereka kelihatan kurang senang makan roti untuk sehari harinya.
tapi para bidadari ini pandai menjual roti dan cake
Mereka pandai menata kue ulang tahun
Hafal kode setiap roti dan kue lainnya

"Lima Pastel, Lima Sus, sama Coklat Mente, ada lagi gak bang" Joana menekan nekan di mesin kasir nya.
"Ini aja bang, abang gak mau roti?" Joana nawarin
"Abang lagi gak mau roti"
Manajer nya datang
"Iya, abang biasanya belanja banyak, tumben sedikit" kata Manajer nya
Joana pun ikut ikutan mojokku "Tumben bang sedikit lagi 100ribu, kembalian nya untuk Joana ya?"
"Hari ini kena palak para bidadari Dea" ku menyebut mereka
Ketawa mereka mendengar nya
"Gak, gak abang gak pake kantong" kebiasaan kasir Dea suka membuka laci untuk mengambil kantong
"Oh iyaa, abang yang ramah lingkungan soalnya" Joana canda
"Abang bawa tas Dea nya gak" Joana ketawa terbahak
"Bawa dong" sambil mengeluarkan tas nya dari tas selempang

"Mana tote bag biasa abang" Joana mengingatkan
"Ada, gak dibawa"
"Sini bang, biar Joana yang menyusun nya" Joana memasukkan nya ke Tas Kantong Dea, setelah poinku ditukar
"Ini ya bang, makasih bang"
"Sampai jumpa ketemu lagi" Para bidadari melambaikan tangan nya
"Ni bang, udah aku bukakan pintu, untuk member loyalty" Trista mempersilahkan ku keluar

Akhirnya, lepas dari kumpulan para bidadari Dea Bakery.

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh