
Budaya Running, olahraga lari seperti Marathon ternyata bisa memberikan efek stress terhadap tubuh.
Ingat masa masa dulu senang Running selama dua tahun Covid, kalau sudah dapat feeling lari pagi, pengennya jauh jauh, pulangnya seperti kehausan di padang pasir. Dulu saya termasuk Runner yang semakin penasaran mengambil satu KM lagi di destinasi yang berbeda setiap memulai.
Bersamaan dengan budaya kita sekarang berkumpul bersama komunitas Running, ikut event Running bersama teman teman baru, ini aktivitas bagus dan menyenangkan juga selama itu.
Apalagi sekarang serba hype, mereka gak mau ketinggalan dengan sepatu running terbaru yang glowing, kacamata Running, baju baju Running di atas 500ribu dan tentu saja jam tangan.
Sejak aku meriset banyak tentang efek positif dan negatif dari berolahraga apalagi olahraga ketahanan endurance, pertama dari segi materi, memangnya kita butuh modal hingga jutaan demi kebugaran, sekarang olahraga lebih banyak flexingnya kan terutama untuk kalangan menengah ke atas, daripada fokus terhadap fundamental tubuh kita.
Wajar juga kenapa industri Running lagi naik daun, Club Running semakin ramai karena akses masuknya gampang. Kamu konsisten dan disiplin, kamu dalam tiga bulan bisa running half-marathon. Tidak seperti Tennis dan Golf, kamu harus punya langkah besar dan latihan berhari hari untuk menjadi profesional.
Dari segi biologis, ini ternyata bisa menurunkan tingkat metabolisme kita, memicu tubuh stress kalau kita running berlebihan, sehingga ada ketidakseimbangan hormon, sejak banyak belajar aku mulai mengurangi Running. Olahraga seperti Futsal bersama teman teman justru lebih bagus untuk melindungi jantung dan memaksimalkan Vo2 Max daripada Running
Kebanyakan masyarakat kita memulai running, karena bagi mereka olahraga ini bisa titik mulai untuk menurunkan berat badan, namun aku tidak setuju dengan hal itu, salah satu untuk menurunkan berat badan adalah keseimbangan metabolisme dan gaya hidup kamu.
Jadi ada riset juga, Olahraga dalam kelelahan terus menerus seperti Running bisa menyebabkan kerusakan liver juga. Jadi aku pikir kita tidak boleh memaksakan diri tentang berolahraga, kalau memang mampunya 10 menit di hari itu berlari, tidak ada paksaan untuk lebih.
Sebenarnya kita Running selama 30 menit sudah cukup, setelah itu tubuh sudah melebihi batas kemampuannya, sehingga lama kelamaan mengeluarkan hormon Stress seperti Kortisol dan Serotonin. Kita butuhnya peningkatan kardio justru malah memberi arah merusak.
Running dikategorikan sebagai Exhaustive Eccentric Exercise atau EEE, sebuah studi tentang grup wanita yang kelebihan berat badan mengalami peningkatkan oksidasi stress dan produksi radikal bebas, setelah melakukan olahraga EEE, juga kerusakan terhadap ototnya dan sel hatinya
Running seperti Marathon yang kita ketahui semua, merilis tanda kutip "hormon bahagia" alias Kortisol atau Serotonin, tentu saja bikin bahagia sehingga orang merasa melakukannya. Namun orang yang beranggapan hormon bahagia tersebut, sebenarnya paradoks justru merusak keseimbangan tubuh kita, seperti kerusakan DNA, kerusakan Lambung / Jantung juga dan merusak sel otak.
Jadi normal melihat para atlet marathon runners, badannya kurus kurus kering, beda dengan atlet sprinters yang lebih cepat seperti Terminator.

Kadang aku berfikir dulu sering Running dua tahun lalu "Kenapa aku memaksakan tubuhku untuk menambah satu kilometer"
Bahkan berjalan kaki atau walking lebih banyak memberi manfaat daripada olahraga running
Saya lagi mempelajari Protokol aktivitas kardio lainnya yang lebih efektif dari Running, yang menyenangkan, efektif dan tentu saja lebih banyak memberikan manfaat.
Seperti Sprinting, Lompat Tali, Berenang bahkan Shadowboxing, saya coba mempelajari kardio dari para atlet petinju.
Tapi Sprinting tidak gampang, itulah pengujian tubuh kamu setelah prepare training lower body kamu, karena kamu bisa mengkokohkan kardio fisik kamu dengan lompat tali, mengurangi resiko cedera.
Sprinting membutuhkan kontraksi yang cepat dan cepat. Mengangkat beban yang berat dan Squat tidak akan bisa meniru kekuatan manfaat yang diberikan pada Sprinting.
Jalan Kaki - Jogging Interval
Jadi secara fundamental, kalau kamu ingin Jogging. Kamu bisa menerapkan Jogging / Walking selama 15 menit
30 Detik Berjalan - 30 Detik Jogging selama 15 menit, 3 hari dalam seminggu
Selagi tubuh kamu sudah bisa beradaptasi, selama 30 detik jogging tambah intensitas kecepatan nya, setelah itu kurangi berjalan nya menjadi 15 menit.
Kamu hanya butuh 15 menit, jika kamu ingin dapat intense nya lagi kamu bisa maksimalkan 30 menit.
Referensi
COVER IMAGE "Run your Way" New Balance Ads Poster
Is Recreational Soccer Effective for Improving VO2max A Systematic Review and Meta-Analysis Sumber
Sepak bola rekreasi menghasilkan peningkatan VO2max yang besar dibandingkan dengan latihan kekuatan dan tidak berolahraga, tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan status kesehatan peserta. Selain itu, sepak bola rekreasi lebih baik daripada lari ketahanan terus menerus, meskipun efek tambahannya sedang. Aktivitas fisik semacam ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kebugaran aerobik, dan untuk mencegah serta mengobati penyakit tidak menular, dan sangat ideal untuk mengatasi kurangnya motivasi, sebuah komponen kunci dalam aktivitas fisik.
Your brain starts eating itself during a marathon, study finds Sumber
Lari maraton mungkin terlihat seperti olahraga terbaik untuk menjaga kebugaran tubuh. Meskipun demikian, olahraga ini dapat membebani tubuh, berpotensi merusak ginjal, mengganggu perut, meningkatkan risiko gagal jantung, dan memicu cedera muskuloskeletal. Jangan lupa bahwa pelari maraton pertama, tentara Yunani kuno Pheidippides, dikatakan jatuh pingsan segera setelah mencapai tempat tujuan
Potential adverse cardiovascular effects from excessive endurance exercise Sumber
Namun, latihan ketahanan yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan struktur patologis pada jantung dan arteri besar. Data yang muncul menunjukkan bahwa latihan kronis untuk dan berkompetisi dalam acara ketahanan ekstrem seperti maraton, ultramaraton, triatlon jarak jauh, dan balap sepeda jarak jauh, dapat menyebabkan kelebihan volume akut sementara pada atrium dan ventrikel kanan, dengan penurunan sementara fraksi ejeksi ventrikel kanan dan peningkatan biomarker jantung, yang semuanya kembali normal dalam waktu 1 minggu.
Biochemical and functional abnormalities of left and right ventricular function after ultra-endurance exercise Sumber
Ada bukti bahwa latihan endurance ultra menyebabkan cedera miokard. Tingkat dan durasi perubahan ini masih belum terselesaikan. Laporan terbaru berspekulasi bahwa adaptasi struktural terhadap olahraga, khususnya pada ventrikel kanan, dapat menjadi predisposisi takiaritmia dan kematian jantung mendadak.
Effects of exercise and physical fitness on the pituitary-thyroid axis and on prolactin secretion in male runners. Sumber
Rata-rata total sekresi prolaktin pada pelari dan pelari maraton masing-masing 48% dan 45% lebih besar daripada pria yang tidak banyak bergerak. Lima subjek pada masing-masing kelompok juga menjalani tes TRH segera setelah berolahraga. Serupa dengan hasil pada hari tanpa olahraga, respons TSH terintegrasi terhadap TRH serupa pada ketiga kelompok, sedangkan respons PRL terintegrasi terhadap TRH meningkat 52% dan 78% pada dua kelompok yang dikondisikan.
Airway inflammation in nonasthmatic amateur runners. Sumber
Atlet elit menunjukkan prevalensi gejala dan tanda asma yang tinggi, tetapi tidak ada penelitian yang menilai efek akut latihan ketahanan pada sel saluran napas pada atlet nonasthmatik.
Effects of acute physical exercise on central serotonergic systems. Sumber
Penelitian dari tahun 1980-an telah membuktikan bahwa berlari secara akut meningkatkan sintesis serotonin otak (5-hydroxytryptamine: 5-HT) dalam dua cara. Pelepasan asam lemak bebas yang ditimbulkan oleh lipolisis dalam kompartemen darah menggantikan pengikatan asam amino esensial triptofan ke albumin, sehingga meningkatkan konsentrasi bagian yang disebut “triptofan bebas”, dan karena olahraga meningkatkan rasio triptofan bebas yang bersirkulasi dengan jumlah konsentrasi asam amino yang bersaing dengan triptofan untuk diserap di tingkat sawar darah otak, triptofan masuk dengan nyata ke dalam kompartemen otak.
Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh